30 Juni, 2013

Fans Chelsea dari Indonesia Mengelilingi Dunia (Part 3)

Lulu berada di Stamford Bridge pada 7 Februari 2010
Hany saat menyaksikan pre-season Chelsea di Frankfurt 2010
Pada bagian terakhir artikel Fans Chelsea dari Indonesia Mengelilingi Dunia ini, saya telah mewawancarai dua fans wanita Chelsea yang berasal dari Jakarta, Hany dan Lulu. Mereka berdua sudah lebih dari sekali menonton Chelsea secara langsung. Jika Lulu menonton Chelsea di Stamford Bridge (Lulu adalah sahabat Nadia, fans Chelsea yang saya wawancarai pada artikel Fans Chelsea dari Indonesia Mengelilingi Dunia Part I) dan juga saat Chelsea menjalani tur pra-musim di Asia pada tahun 2008 dan 2011, maka Hany berada di Jerman saat Chelsea menjalani tur pra-musim menghadapi Frankfurt  di tahun 2010 dan juga Bangkok 2011.

Dari penuturan keduanya, saya mendapatkan beberapa cerita unik. Misalnya, berdasarkan penuturan Hany, ternyata ada sebagian dari warga Jerman yang menjadi member resmi suporter Chelsea yang biasa kita sebut True Blue. Suporter Chelsea asal Jerman menyebut diri mereka German Blues. Tidakkah kalian heran, Jerman dengan tradisi sepakbola yang kuat dan fanatisme suporter lokal yang besar, beberapa warga mereka justru memiliki kecintaan luar biasa kepada Chelsea?

Saya juga mendapatkan kisah menarik dari Lulu yang mengaku bahwa selama dia berada di London bersama Nadia, ia mendapatkan sambutan ramah dari salah satu member True Blue dan diundang makan malam di rumah fans tersebut.

Pada akhirnya, dari kisah-kisah yang sudah dibagikan oleh Nadia, Kiky, Hany dan Lulu, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa suporter Chelsea di berbagai belahan dunia memiliki penghargaan yang besar kepada suporter Chelsea yang berasal dari Asia.

Selain itu, tujuan saya menulis pengalaman teman-teman saya ini bukan untuk mendiskreditkan mereka yang belum pernah menonton Chelsea secara langsung, tapi untuk membagikan semangat mereka saat bertemu dengan para pemain dan manajer Chelsea. Cerita dari mereka bisa menambah semangat kita semua yang belum pernah menyaksikan Chelsea secara langsung, dan akan memiliki kesempatan tersebut saat Chelsea datang ke Indonesia pada Juli mendatang. Jadi, silahkan membaca pengalaman Hany dan Lulu, dan semoga kita semua, suporter Chelsea di Indonesia, bisa bertemu di Jakarta.


Jadi, sudah berapa kali kalian menonton Chelsea secara langsung dan kapan saja?

Lulu: Saya sudah menonton Chelsea secara langsung tiga kali, pertama tahun 2008 di Shah Alam, Malaysia saat Chelsea Tour Asia, saya datang bersama teman-teman dari Jakarta sebanyak 25 orang. Kemudian di Stamford Bridge pada tanggal 7 Februari 2010 bersama sahabat saya, Nadia, menonton Big Match Chelsea vs Arsenal  dan terakhir tahun 2011 di Rajamangala Stadium, Bangkok, saat Chelsea Tour Asia juga bersama teman-teman berjumlah 27 orang.

Hany: Dua kali, tahun 2010 saat Chelsea melakukan pre season di Jerman dan 2011 saat Chelsea berkunjung ke Bangkok.

Lulu saat berada di Bangkok, Thailand
Karena kalian berdua telah menonton Chelsea secara langsung lebih dari satu kali, pasti ada satu momen terfavorit. Bisa diceritakan yang mana dan kenapa?

Lulu: Momen terfavorit tentunya di Stamford Bridge, karena untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di stadion milik Chelsea FC, dimana tentunya menjadi impian setiap fans untuk datang kesana. Sebelumnya saya hanya bisa bermimpi dan mempunyai keinginan untuk datang ke Stamford Bridge demi menonton Michael Ballack bermain disana sebelum dia pensiun atau masa kontraknya habis. Alhamdulillah, keinginan saya dikabulkan oleh Allah SWT, dimana saya diajak olek sahabat saya Nadia ke Stamford Bridge secara gratis. Dan, momen langka adalah saya bisa foto bersama Matt Damon, aktor Amerika yang saat itu datang ke Stamford Bridge untuk menonton pertandingan yang sama dengan yang saya tonton, tidak dapat berfoto dengan Michael Ballack, setidaknya saya bisa berfoto dengan 'saudara kembar-nya'.

Hany bersama Frank Lampard di Frankfurt
Hany: Keduanya merupakan moment favorit saya. Saya menonton Chelsea di Frankfurt bersama teman-teman dari German Blues (Official Chelsea FC Supporter Club di Jerman). Disana saya melewati banyak rintangan karena pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Frankfurt. Saya tersesat di red district di Frankfurt untuk mencari penginapan murah, kemudian saya juga diusir satpam hotel tempat para pemain Chelsea menginap, hingga dia mengancam akan memanggil polisi apabila saya tidak pergi dari hotel (saya sampai berpikir akan dideportasi gara-gara mengejar pemain Chelsea). Tapi, akhirnya saya bisa bertemu dengan Frank Lampard untuk pertama kali, dan saat itu ia sedang briefing dengan JT, Carlo Ancelotti, etc. Saat ia melihat tulisan yang saya arahkan kepadanya, ia meminta ijin meninggalkan briefing untuk sementara dan menghampiri saya. Air mata saya menetes antara bahagia, terharu dan juga tidak percaya, mimpi saya menjadi kenyataan, saya bertemu dengan pemain idola saya sejak saya berumur 11 tahun. Lampard yang melihat saya menangis, sontak mencoba menenangkan saya dengan berkata, "Its okay, its okay".  Beberapa kali saya berfoto bersama Frankie, dan juga sempat memeluknya dan masih seperti mimpi.

Hany berada di Bangkok, Thailand 2011
Ketika di Bangkok, saya membawa banner bertuliskan "Love Frankie Gimme Your Shirt Please". Selama di Bangkok, setiap harinya saya hanya tidur 4-5 jam, berangkat pagi sekali, pulang ke hotel menginap tengah malam hanya untuk menunggu moment bersama pemain-pemain Chelsea. Setiap menitnya terasa sangat precious,  selama apapun, lebih baik menunggu di hotel pemain Chelsea menginap daripada tidur pulas di hotel. Seandainya diperbolehkan, saya mungkin mendirikan tenda di hotel pemain Chelsea. Keesokan harinya, saya dan beberapa orang teman datang pagi sekali ke hotel pemain Chelsea, tujuannya hanya satu, bertemu mereka sebelum breakfast. Akhirnya tercapai, Lampard turun dari lift, saya pun membuka banner saya, memanggil Frankie, dia mendatangi saya dan dua orang teman saya yang menunggu. Frankie pun membaca banner saya, dan saya pun sempat berkata, "Lampard, can I get your shirt please?". Lampard menjawab bahwa seluruh kaos-nya ada di kamar hotel di lantai atas dan dia berkata bahwa dia tidak bisa melakukan sesi foto karena ditunggu sarapan oleh anggota tim, dia berjanji akan kembali ke tempat kami menunggu setelah sarapan dan meminta kami agar menunggu di tempat yang sama.

Kata-kata yang paling saya ingat, "Will you comeback here, Lampard?" | He answered "Yes, I promise, I promise". Rasanya tak percaya bisa berbicara dengan-nya, dan tidak seperti kejadian di Frankfurt, saya cuma bengong melihat Lampard sambil menangis, tanpa berbicara sepatah katapun. Saat itu, saya dan teman-teman saya berpikir realistis, apakah ada pemain sepakbola ternama rela ke lantai atas untuk mengambil baju dan kembali lagi ke bawah. Tapi, satu jam kemudian Lampard kembali lagi persis di tempat yg ia janjikan, dia membawa dua buah kaos latihan!!! Saat itu keadaan sudah ramai oleh para fans lain, saya tergeser berdiri di paling pinggir karena banyaknya fans yang excited melihat kehadiran Lampard saat itu. Lampard pun memberikan tandatangan kepada para fans, dan berfoto, tapi dia tidak membagikan jersey itu pada fans-fans tersebut. Akhirnya dia mendekat ke arah saya, dan memberikan kaos latihan untuk saya dan satu lagi untuk Amelia, teman saya. Saya sangat kaget, tidak percaya, seorang pemain bola sekelas Frank Lampard kembali ke tempat fans menunggu sambil membawa jersey untuk kami!!!! Tidak banyak pemain sepakbola yang sangat perhatian dan menepati janji-nya kepada fans.


Saat menonton Chelsea di luar negeri, kalian pasti bertemu dengan fans Chelsea dari negara yang berbeda. Menurut kalian, bagaimana mereka?

Lulu, Pam dan Nadia
Lulu: Pada hari pertama tiba di London, tujuan saya pertama kali selain hotel adalah STAMFORD BRIDGE. Berdua dengan sahabat saya, kami pergi menuju Stadium kebanggaan Chelsea dan ketika saya sedang berada di dalam Megastore, saya bertemu dengan dua fans Chelsea yang salah satunya adalah member TRUE BLUE dan sudah sejak kecil menjadi fans berat Chelsea, namanya Pam Middleton dan temannya Omar yang berasal dari Iraq. Mereka sangat bersahabat, meski baru bertemu saat itu, mereka sudah mengajak saya berkeliling untuk Stadium Tour dan setelah itu langsung mengajak berkunjung ke rumah Pam. Bisa dibayangkan betapa terkejutnya saya, karena meski baru kenal, Pam sudah mengajak kami ke rumah-nya, dan bahkan mengundang makan malam di rumahnya. Menurut Pam, dia senang sekali bertemu dengan kami, yang jauh-jauh datang dari Indonesia hanya untuk menonton Chelsea. Dia bahkan memperkenalkan kami kepada fans Chelsea lainnya sebelum pertandingan dimulai. Hingga saat ini saya masih berteman baik dengan Pam dan Omar.

Lulu, Omar dan Nadia
Selain Pam dan Omar, saya bertemu dengan fans Chelsea , yang juga penggemar Michael Ballack, Kyle Weller, seorang gadis asal Australia yang bekerja di London.  Walau tidak bertemu di Stadium, tapi Kylie menyempatkan diri untuk berjalan-jalan bersama.

Saya tidak menyangka dapat bertemu dengan fans Chelsea yang sangat ramah terhadap sesama fans dari Negara lain.







Hany bersama member German Blues di Frankfurt, 2010
Hany: Saya dulu sempat menjadi member German Blues, dan mungkin satu-satunya member dari Asia  saat itu. Tapi mereka tidak membedakan ras , mereka memperlakukan saya sama dengan member-member lain. Hanya saja, terkadang saya tidak paham dengan lelucon mereka di forum, karena berbeda dengan lelucon orang Indonesia. Tapi, mereka semua menyenangkan dan hingga kini, saya masih keep contact dengan teman-teman di Jerman. Terkadang saya merasa iri kalau melihat foto-foto tur mereka ke Stamford Bridge. Setiap weekend, mereka selalu ke Stamford Bridge dan saya yakin itu pasti sangat seru.

Apa yang sebenarnya membuat Chelsea spesial bagi kalian?

Lulu: Mungkin karena kecintaan saya terhadap Klub ini semakin lama semakin besar, apapun mengenai hal yang berhubungan dengan Chelsea menjadi spesial. Tidak hanya pemainnya yang bertalenta, Chelsea juga memiliki manajer handal, walaupun sering berganti-ganti.

Hany: Its passion, its togetherness, Chelsea is a home.



Kapan kalian pertama kali mencintai klub ini?

Lulu: Saya mulai mencintai klub ini pada tahun 2006, saat kepindahan Michael Ballack dari Bayern Munchen ke Chelsea. Sejujurnya, awalnya saya hanya suka Chelsea karena ada Michael Ballack, tapi lama-kelamaan saya tidak hanya mencintai seorang pemain tapi secara keseluruhan yaitu Klub Chelsea FC. Itu terbukti saat Ballack habis masa kontraknya, kecintaan saya terhadap klub ini tidak pudar, bahkan bisa dikatakan kecintaan saya ke Chelsea semakin besar.

Hany: Saat Frank Lampard pindah tahun 2001


Apa opini kalian tentang Roman Abramovich?

Lulu: Seorang multi milyuner yang mempunyai kecintaan terhadap sepak bola, dengan kekayaannya dapat membeli sebuah klub dan menjadikannya salah satu klub elite di Eropa. Tapi, dia sesuka hati untuk turut ikut campur dalam pembelian pemain dan memecat pelatih, tidak dapat dipungkiri karena dia lah sang pemilik klub tersebut.

Hany: Seorang bos, terkadang pengambilan keputusannya sering tidak kami terima sebagai fans, tapi tanpa dia, belum tentu Chelsea bisa menjadi salah satu klub besar di Eropa seperti sekarang.


Suporter Chelsea di luar Inggris sering disebut Glory Hunter karena mereka mencintai klub ini saat popularitas mereka menanjak. Bagaimana menurut kalian?

Lulu: Menurut saya ada benarnya, karena saya menyaksikan sendiri saat Chelsea menjuarai Premier League di tahun 2010, ada begitu banyak fans baru, sehingga saat menonton bareng terasa sekali atmosfirnya. Berbeda dengan akhir musim 2010-2011, yang hanya kurang lebih 20 orang. Dan tentunya terjadi perubahan yang sangat signifikan saat Chelsea menjadi Juara Liga Champions, sangat banyak  yang menjadi fans baru.

Hany: Itu adalah bohong kalau kita sebagai fans tidak mau melihat tim kita mencapai kejayaan. Kalau siaran tv untuk pertandingan Liga Champions tidak disiarkan ke luar Eropa dan tidak ada siaran BPL di Indonesia, mungkin kita tidak akan mencintai Chelsea saat ini. Cinta itu datang karena terbiasa, kalau saya dulu terbiasa nonton Man. United, mungkin sekarang saya cinta Man United, tapi karena saya terbiasa nonton Chelsea makanya saya cinta Chelsea.


Menurut kalian apa yang terpenting dalam menjadi suporter sebuah klub?

Lulu: Kecintaan terhadap klub tersebut, tidak peduli pada saat klub tersebut menjadi juara atau terseok-seok berada di posisi bawah, menang atau kalah tetap mendukung klub tersebut apapun yang terjadi.

Hany: Pembelian jersey asli, sehingga klub mendapat pemasukan.


Siapa pemain favorit kalian dan kenapa?

Lulu berfoto bersama Fernando Torres di Bangkok, 2011
Lulu:Untuk kategori mantan Pemain Chelsea, adalah Michael Ballack. Walau sudah pensiun,  tapi tetap menjadi pemain favorit saya sepanjang masa. Karena Ballack, saya menjadi fans Chelsea. Semasa aktif menjadi pemain, menurut saya, Michael Ballack adalah salah satu dari Gelandang Terbaik di Dunia. Dia dapat bermain dengan menggunakan kedua kakinya, jago dalam bola-bola udara dan juga salah satu algojo penalti terbaik.

Untuk pemain saat ini, yaitu Fernando Torres. Walau banyak fans Chelsea yang tidak menyukai Fernando, saya tetap mendukungnya. Mungkin masa keemasan Torres sudah habis, tidak seperti di klub sebelumnya. Tapi Torres membantu klub dengan gol-gol penting walau bukan menjadi top scorer.

Yang kedua, adalah Cesar Azpilicueta, salah satu pemain muda berbakat di Chelsea yang bermain di posisi Bek Kanan.


Hany: Frank Lampard, he's more than a player, a legend. Pemain yang berkharisma, ramah kepada fans, sosok yang perlu dicontoh oleh pemain-pemain muda Chelsea saat ini.


Siapa pemain yang paling kalian harapkan untuk bergabung ke Chelsea musim depan?

Lulu: Menurut saya saat ini pemain yang ada sudah cukup. Untuk striker, Chelsea dapat memanggil kembali Romelu Lukaku, untuk menambah kekuatan di lini depan.

Hany: Lewandowski


Lalu, menurut kalian apakah Chelsea akan mampu meraih trofi Premier League dan Champions League musim depan atau setidaknya di masa empat tahun kontrak Jose Mourinho?

Lulu: Sebagai  seorang fans tentunya saya sangat berharap Chelsea mampu meraih trofi Premier League dan Champions League dan semoga dibawah asuhan Jose Mourinho, Chelsea mampu meraih dua trofi tersebut, dan trofi yang lain seperti FA Cup dan League Cup.

Hany dan teman-temannya sesama fans Chelsea di Bangkok, 2011
Hany: Saya yakin Chelsea bisa melakukannya. If you love something you'll give all your best to prove your love and thats what JM would do to prove his love as he stated before he came in the club which he loved already. Komposisi pemain Chelsea saat ini sudah membuktikan kelasnya sebagai raksasa Eropa tahun ini, penambahan beberapa pemain baru akan menambah kekuatan tim menjadi lebih kuat lagi, ditambah strategi dari Jose Mourinho, saya yakin kejayaan Chelsea masih akan terus bersinar lebih terang lagi.


Chelsea akan ke Indonesia pada bulan Juli, apa saja rencana kalian untuk menyambut mereka?

Lulu: Saya ingin merasakan atmosfir yang tentunya berbeda saat menonton mereka di tiga negara yang telah saya kunjungi, apalagi mereka bermain di negara saya sendiri. Rencana saya adalah menonton pertandingan mereka di GBK dan jika ada kesempatan saya ingin menyambut mereka.

Hany: Belum ada persiapan apapun, karena hotel tempat pemain menginap sudah fullbooked. Harga meet and greet, signing session dll juga terlalu overpriced, sepertinya hanya memungkinkan untuk menonton di stadion GBK.


Thanks to: Lusiana Sambouw (@luluballe) dan Hany Ridha (@HoneyKlose)


KTBFFH

READ MORE - Fans Chelsea dari Indonesia Mengelilingi Dunia (Part 3)

25 Juni, 2013

Fans Chelsea dari Indonesia Mengelilingi Dunia (Part 2)

Setelah kita mengetahui pengalaman Nadia Hutami, fans Chelsea asal Jakarta yang beruntung mendapatkan kesempatan untuk menonton Chelsea secara langsung di Stamford Bridge, sekarang waktunya kita mengalihkan perhatian kita kepada Rizky Astri.

Rizky Astri adalah fans Chelsea asal Semarang, Jawa Tengah. Dia memiliki pengalaman luar biasa saat menyaksikan Chelsea bertanding dalam ajang FIFA Club World Cup, Desember lalu. Ada perspektif menarik yang diungkapkan Kiky tentang suporter Chelsea dari Inggris yang juga menyaksikan laga di Jepang dan bagaimana perasaannya saat memberikan dukungan secara langsung bersama mereka. Kiky juga sempat berfoto bersama fans setia Chelsea, Cathy, yang selalu hadir dalam laga Chelsea di Stamford Bridge selama 37 tahun!

Jadi, inilah penuturan Kiky (nama panggilan Rizky Astri) mengenai pengalamannya di Jepang.

"Teman saya (yang dia maksud adalah saya, Nanda) meminta tolong untuk menceritakan pengalaman saya ketika menyaksikan Chelsea berlaga di FIFA Club World Cup di Jepang. Hmmm.... jangan ditanya bagaimana rasanya bisa menonton pemain Chelsea secara langsung! Memang, saya tidak menyaksikan langsung di Stamford Bridge, tapi berada satu tribun bersama fans Chelsea yang datang dari Inggris terasa sangat seru."


Rizky Astri saat berada di Jepang untuk menyaksikan FIFA Club World Cup 2012

"Dari chants-nya, obrolan saya dengan mereka, pengalaman saya bersama mereka dan juga tingkah laku mereka sangat lucu.  Football is all about fun and drinks! Saya tak bisa membayangkan jika mereka datang ke Indonesia, saat Chelsea Tur Asia nanti, yang pastinya mustahil untuk membawa minuman beralkohol ke dalam stadion. Itu pasti lucu. Meskipun mereka tampak sedikit tidak punya tata krama, mereka betul-betul menunjukkan passion mereka untuk mendukung Chelsea. Oh My God, mereka bahkan tidak berhenti bernyanyi sepanjang pertandingan! Dan, yang luar biasa adalah mereka menghormati saya yang menjadi satu-satunya fans dari Asia di tribun."

Kiky bersama salah satu fans Chelsea yang paling setia, Cathy

"Berbeda lagi tentang perasaan saya melihat pemain Chelsea di lapangan, iya, di depan mata saya! Saya mendapatkan duduk di barisan depan dan saya melihat Lampard melambaikan tangan ke arah tribun tempat saya duduk. Secara spontan, saya meneriakkan namanya. Its like dream comes true! Pertandingannya seru. Saya mendengar beberapa chants yang belum pernah saya dengar sebelumnya dan itu membuat saya tertawa."



Kiky dan Super 'Frankie' Lampard

"Itu adalah pertandingan semifinal dan final yang tak akan saya lupakan. Meskipun hasil mengecewakan, setidaknya, saya bisa bertemu dengan para pemain dan staff secara langsung. Saya memang agak nekat untuk bisa datang ke Jepang. Saya mengumpulkan uang dari kerja keras saya selama setahun."




"Dan kenapa saya memilih untuk datang ke Jepang dan bukan Stamford Bridge? Karena tak setiap tahun Chelsea berlaga di FIFA Club World Cup. Jadi, saya memilih datang ke Jepang untuk menyaksikan pertandingan bersejarah itu. Chelsea, tim yang dulu hanya diketahui segelintir orang, tim yang menurut fans Liverpool tidak akan pernah juara Liga Champions, sekarang bermain FIFA Club World Cup."

"Foto dengan para pemain? Kita tak perlu membayar untuk Meet and Greet! Asalkan kita memiliki keinginan untuk mencari mereka, kita bisa foto bersama mereka. Para pemain Chelsea, dan juga staffnya, bahkan dokter Eva, tidak ada yang sombong. Sementara, suporter Chelsea sudah seperti keluarga bagi saya."
Thanks to: Rizky Astri ( @rizkyastri )


KTBFFH

READ MORE - Fans Chelsea dari Indonesia Mengelilingi Dunia (Part 2)

23 Juni, 2013

Frank Lampard: A Truly Legend of Chelsea FC


Frank Lampard mencium trofi Liga Champions/ Getty Images
Dalam sepakbola modern yang begitu menuntut mentalitas dan fisik, saya jarang sekali melihat seorang pemain seperti Frank Lampard. Dia sudah berusia 35 tahun pada tanggal 20 Juni lalu, tapi, saya seolah masih akan melihat banyak hal dari dirinya di musim depan.

Kalaupun pada akhirnya dia tidak melakukan banyak hal untuk Chelsea musim depan, saya merasa itu bukan masalah. Setelah apa yang diberikan Lampard dalam 12 tahun karir-nya di Chelsea, menurut saya kita memang tidak perlu menuntut hal yang lebih dari diri-nya. Tapi, entah kenapa saya berpikir bahwa dia akan selalu menemukan cara-nya sendiri untuk selalu berkontribusi kepada Chelsea.

Lampard adalah sosok pemain yang tidak dilahirkan dengan bakat-bakat luar biasa seperti Lionel Messi, Cristiano Ronaldo atau Eden Hazard. Tapi, dengan etos kerja keras-nya yang begitu terkenal di kalangan fans dan para profesional sepakbola, Lampard membangun kesuksesan-nya dengan cara yang berbeda.

Saya mengagumi kecerdasan-nya dalam membaca situasi di atas lapangan dan hal itu paling sering terlihat saat dia mencetak gol. Jika diamati, sebagian besar gol Lampard tercipta dengan satu cara yang sudah menjadi ciri khas-nya, karena setahu saya tak ada pemain lain yang melakukan hal itu secara berulang-ulang.

Dia bisa masuk ke kotak penalti lawan, tanpa membawa bola dan membuat bek lawan tak menyadari kehadiran-nya. Saat bola berada di kaki-nya, maka dia akan mencetak gol yang terlihat sangat mudah. Hanya kelihatannya...

Frank Lampard dalam sebuah wawancara dengan Adidas TV setelah menjadi top skor Chelsea sepanjang masa/ Getty Images
Menurut saya, pemain dengan tipikal seperti Lampard tidak bisa dihentikan dengan pengawasan ketat. Dia memiliki pergerakan tanpa bola yang cerdas dan membuat pemain lawan kesulitan untuk memantau pergerakan-nya. Karena itulah, kita bisa berkali-kali melihat dia mencetak gol dengan cara yang sama, karena memang sulit untuk menebak apa yang akan dilakukan-nya sepanjang pertandingan.

Karena gaya bermain yang menjadi pilihan-nya, performa Lampard terus awet di level atas dan kontribusi-nya tak pernah seret dari musim ke musim. Dengan bermain efektif dan cerdas, dia merawat tubuh-nya sendiri agar permainan-nya 'tidak terlalu dipengaruhi oleh usia'. Dan, tentunya, dalam hal ini Chelsea lah yang paling beruntung.

Lampard juga memiliki sikap profesional dan kepemimpinan yang luar biasa di atas lapangan. Dia memiliki kontrol diri yang luar biasa dalam situasi sulit secara psikologis untuk dirinya dan tim.

Saya masih ingat saat Lampard menerima kartu merah melawan West Ham di Upton Park pada Maret 2008 dan saat menghadapi Liverpool di Anfield pada Februari 2009. Tayangan ulang menunjukkan jika Lampard tak bersalah dan dua kartu merah tersebut dihapus. Tapi, yang harus digaris-bawahi adalah reaksinya saat menerima kartu merah tersebut. Saya pikir, Lampard mengetahui jika dirinya tak bersalah. Tapi, dia memilih untuk tidak melakukan perlawanan terhadap keputusan wasit.

Frank Lampard dalam pertandingan di Anfield, Februari 2009/ Reuters

Padahal, satu laga yang menegangkan di Anfield bisa saja memiliki akhir yang berbeda jika Lampard tetap berada di atas lapangan. Saat itu Chelsea kalah 2-0 dan Lampard keluar setelah pertandingan berjalan satu jam dan Liverpool sedang unggul 1-0. Chelsea tampaknya bisa mencetak gol balasan sebelum Lampard keluar dan kemudian, gol dari Fernando Torres mengunci kemenangan Liverpool pada menit 88.

Atau masih ingat amarah para pemain Chelsea kepada wasit Tom Heening Ovrebo pada pertandingan leg kedua  semifinal Liga Champions 2008-09 di Stamford Bridge menghadapi Barcelona? Bukan hal yang umum melihat tim tuan rumah mendapatkan perlakuan tidak adil yang terlalu mencolok. Dan keputusan Ovrebo dalam laga tersebut berpengaruh besar dalam kegagalan Chelsea menuju final.

Tapi, saat Didier Drogba dan Michael Ballack mengekspresikan kekecewaan mereka kepada Ovrebo, yang mana bisa saya pahami, Lampard seperti berada dalam sebuah panggung yang berbeda dalam pertandingan tersebut. Dia mendatangi Iniesta, berjabat tangan dengan-nya dan bertukar kaos. Entah kenapa, suasana hati saya yang sangat sedih, mendadak bisa berubah ketika melihat aksi Lampard dan Iniesta. Dan, entah kenapa saya tiba-tiba merasa bahwa Chelsea akan menjadi juara Liga Champions beberapa tahun lagi dan pemain-pemain senior akan berperan besar saat peristiwa bersejarah itu terjadi. Ya, Chelsea menjadi juara tiga tahun kemudian, setelah 'tragedi mengerikan' di Stamford Bridge tersebut.

Saat berbicara mengenai kesuksesan Lampard, hal itu tak pernah lepas dari kerja keras yang sudah menjadi rutinitas sehari-harinya. Banyak sekali media dan orang-orang yang mengenal Lampard berbicara mengenai hal ini.

The Special One dan Profesional Terbaik di Dunia Sepakbola/ PA

Pada satu waktu, Jose Mourinho berkata bahwa Lampard adalah pemain yang datang paling pertama dan terakhir yang terlihat dalam sesi latihan. Atau saat Jose Mourinho melatih Inter, dia pernah berkata bahwa Lampard adalah profesional terbaik yang pernah bekerja dengan-nya.

Lampard sendiri mengaku bahwa dia tidak dianugerahi bakat alami seperti Lionel Messi ataupun Eden Hazard dan hal itulah yang membuat dirinya terpacu untuk terus bekerja keras, membangun kesuksesan dan meraih banyak prestasi bersama Chelsea.

Saya masih mengingat bahwa sehari sebelum pertandingan melawan Aston Villa, Mei lalu, seorang fans Chelsea di twitter menulis bahwa hujan turun di tempat latihan Chelsea dan para pemain mulai meninggalkan lapangan. Tapi, tidak begitu halnya dengan Lampard yang tetap berada di lapangan untuk melatih tendangan-nya.


Dan, tentu kita semua masih mengingat gol Frank Lampard yang menyamai rekor Bobby Tambling. Chelsea sedang tertinggal 1-0 dan Lampard membuka harapan dengan tendangan kaki kirinya yang menembus jala Aston Villa. Tidakkah anda merasa diberi sebuah petunjuk bahwa Lampard sudah mempersiapkan diri untuk menyelamatkan timnya saat berlatih di bawah hujan sehari sebelumnya?

Frank Lampard adalah sosok yang terus menjaga ambisi dan kerja keras saat usianya  35 tahun. Rasanya sulit menemukan sosok seperti itu saat ini. Dia adalah orang yang menerapkan standar paling tinggi dalam latihan hingga hari ini.

Bahkan, dalam wawancaranya dengan Adidas TV, Lampard seolah tidak percaya bahwa dirinya sudah mencetak 203 gol saat ia melihat ratusan bola berada di lapangan Stamford Bridge sebagai perayaan setelah ia menjadi top skor sepanjang masa Chelsea menggantikan Bobby Tambling. Saya tidak tahu kenapa ia seperti terkejut melihat pencapaian-nya sendiri, tapi mungkin dia merasa bahwa dirinya belum melakukan banyak hal untuk Chelsea dan berniat memberikan lebih banyak lagi musim depan? Ya, fans Chelsea masih mengharapkan hal itu dari Frank Lampard, A Truly Legend of Chelsea FC!



KTBFFH

READ MORE - Frank Lampard: A Truly Legend of Chelsea FC

22 Juni, 2013

Fans Chelsea dari Indonesia Mengelilingi Dunia (Part I)


Malam paling bersejarah bagi Chelsea FC (source: Chelsea FC)

Kesuksesan Chelsea dalam 10 tahun terakhir tak bisa disangkal berkat peran besar seorang Roman Abramovich sebagai pemilik klub. Dan, kesuksesan sebuah klub di sebuah kompetisi sepakbola yang sangat bagus seperti Premier League, menciptakan banyak dampak di luar lapangan.

Pertama, tentunya citra klub itu sendiri. Jika sebelumnya Manchester United dan Liverpool telah terlebih dahulu menanamkan pengaruh mereka untuk suporter sepakbola di seluruh penjuru dunia berkat kesuksesan mereka, maka gelar Premier League yang diraih Chelsea di musim 2004-05 dan 2005-06 menjadi langkah awal untuk The Blues melakukan hal yang sama.

Chelsea kini tidak bisa hanya dilihat sebagai klub asal Inggris dan hanya diidolakan suporter yang bermukim di London Barat. Chelsea kini menjadi sebuah simbol internasional. Ya, simbol internasional. Chelsea telah mempengaruhi cara pandang  dalam membangun kesuksesan karena investasi dana super besar yang dilakukan Roman Abramovich. Tak bisa disangkal, meski awalnya mendapatkan banyak cibiran, banyak yang mengikuti langkah Roman Abramovich dalam membangun sebuah klub. Faktanya, saat ini banyak pengusaha-pengusaha besar dunia yang tak segan untuk menjadi pemilik sebuah klub di Eropa. Roman Abramovich adalah sebuah fenomena dalam sepakbola modern, itu benar!

Dan, fenomena yang diciptakan Roman Abramovich pun menembus keluar lapangan. Chelsea kini menjelma menjadi sebuah klub populer dengan basis suporter yang sangat besar. Kesuksesan Chelsea menyentuh detak jantung fans sepakbola di Asia, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, pertumbuhan jumlah penggemar Chelsea terus menanjak dalam beberapa tahun terakhir. Sebagian besar di antara mereka mencintai Chelsea di era Roman Abramovich, tapi mengenai ekspresi kecintaan, jangan diragukan. Kalian akan kaget karena mulai hari ini saya akan memuat hasil wawancara saya dengan tiga fans Chelsea (dan mereka semua wanita!), yang bersedia 'berkeliling dunia' hanya untuk menyaksikan Chelsea. Dari Jakarta menuju London, dari Semarang (Jawa Tengah) menuju Jepang, mereka mengikuti Chelsea yang berada di hati mereka.

Pertama, saya akan menuliskan hasil wawancara saya dengan Nadia Hutami, fans Chelsea asal Jakarta. Nadia sudah pernah menonton laga Chelsea langsung di Stamford Bridge dan mengaku bahwa Chelsea telah berperan besar membuat dirinya  menjadi penulis berita olahraga di sebuah situs sepakbola online di Indonesia (saya juga mengalami hal yang sama dengan Nadia!). Penasaran? Check this out!


Bisa diceritakan bagaimana awalnya anda memutuskan untuk berangkat ke Stamford Bridge?

Cerita yang panjang, sejujurnya tidak ada niat untuk pergi ke Stamford Bridge mengingat tabungan saya belum mencukupi, tapi tanpa diduga saya mendapat rejeki dari Adidas karena menjadi pemenang kuis "Adidas 12th man" yang diadakan Adidas Southeast Asia di Facebook. Caranya gampang, saya membeli jersey Chelsea dan secara otomatis mendapatkan syal. Lalu, mereka menyuruh saya untuk mengambil foto dengan syal tersebut dan tentu saja jersey baru. Beberapa bulan kemudian saya mendapatkan inbox yang mengatakan kalau saya pemenangnya dan berhak pergi ke London, Inggris dan menonton pertandingan Chelsea.

Nadia Hutami was there, in Stamford Bridge!
Apakah anda bersama rekan anda sesama fans Chelsea dari Indonesia saat disana?

Iya, saya pergi bersama sahabat saya, Lulu. Kami berangkat dari Jakarta tanggal 5 Februari 2010 dan berada disana dari tanggal 6 sampai 12 Februari 2010.

Anda kesana untuk menonton sebuah pertandingan Chelsea bukan? Pertandingan apa dan bagaimana hasil akhirnya?

Tentu, kami nonton Chelsea vs Arsenal. Saya ingat  hasil akhirnya, 2-0 untuk kemenangan Chelsea. Gol dicetak oleh Didier Drogba. Benar-benar pengalaman tak terlupakan.

Apa momen terbaik anda saat berada disana?

Momen terbaik tentu saja ketika menginjakkan kaki pertama kali di Stamford Bridge. Jujur saya sempat menitikkan air mata karena sangat terharu, sampai merinding karena akhirnya bisa ke Stamford Bridge. Saya juga ikut tur stadion dan tur guide disana benar-benar membantu. ada yang lucu, sang tur guide yang bernama Elvis tidak percaya kalau saya datang ke London hanya untuk menonton Chelsea, dia sampai bilang "are you guys crazy" hahahaha. Saat kami masuk ke ruang ganti, karena saya termasuk deretan orang-orang pendek (apalagi jika dibandingkan sama orang bule disana) maka saya dan Lulu berada di belakang dan tidak bisa maju ke depan karena tertutup oleh orang lain, tiba-tiba Elvis memanggil kami berdua sambil berkata "two girls from Indonesia please step forward, you've come from a long way". Saya terharu karena kami berdua betul-betul diprioritaskan. Ketika kami ke museum ada satu keluarga yang bertanya kepada kami apa benar kami dari Indonesia dan datang ke London hanya untuk nonton Chelsea, sambil nyengir saya berkata "yes" lalu mereka dengan sopan bertanya apakah saya sudah punya tiket pertandingan? saya jawab "yes". Saya terharu dengan sambutan para warga London ini, saya pikir mereka akan merasa asing kepada orang Asia, apalagi perempuan seperti saya, nyatanya mereka justru menghargai usaha saya dan tidak menganggap remeh saya.


Siapa pemain yang paling ingin anda temui saat itu?

Sampai sekarang saya ingin bertemu dengan John Terry, sayang kesempatan itu belum tercapai. Ketika di Stamford Bridge saya tidak memiliki kesempatan untuk bertemu John, tapi saya puas karena impian saya menonton Chelsea dan melihat John bermain di Stamford Bridge tercapai.

Bagaimana rasanya bisa berada di tengah kerumunan suporter Chelsea di London dan memberikan dukungan terhadap tim kesayangan anda secara langsung di kandangnya?

Rasanya? susah untuk diungkapkan dengan kata-kata, sampai sekarang saya masih berpikir apakah saya benar-benar pernah menonton Chelsea di Stamford Bridge, karena ini seperti mimpi saja. Saya ingat ketika keluar dari underground (kereta bawah tanah) untuk menuju stadion, fans disana langsung menyanyikan chants kebanggaan Chelsea, merinding rasanya, jujur saja saya terharu karena bisa berbaur dengan fans Chelsea di London.

Bulan depan, Chelsea akan datang ke Indonesia untuk pertama kalinya. Menurut anda apakah pecinta sepakbola Indonesia akan mampu menciptakan atmosfer yang sama di Stadion Gelora Bung Karno?

Bisa saja, suporter klub di Indonesia tidak kalah dengan di London, saya yakin mereka juga akan ikut menyanyikan chants seperti yang dilakukan penonton di Stamford Bridge.

Anda pasti ikut datang untuk menyaksikan Chelsea di Stadion GBK bukan?

Tentu, jika tidak ada halangan saya pasti akan ikut menonton.

Apa yang paling anda tunggu dari kedatangan Chelsea ke Indonesia bulan depan?

Apa yang saya tunggu? Tentu saja seluruh pemain dan The Special One, Jose Mourinho.


Bisakah anda memberitahu sejak kapan mencintai Chelsea dan silahkan mengungkapkan perasaan anda semenjak menjadi fans Chelsea!

Sejak kapan, saya lupa, yang jelas sejak Premier League ditayangkan kembali di salah satu tv swasta di Indonesia dan sejak era Roman Abramovich. Salah satu pertandingan pertama Chelsea yang saya tonton itu saat adalah pertandingan Liga Champions melawan Arsenal. Saya sangat ingat gol Wayne Bridge membawa Chelsea ke semifinal UCL ( tapi akhirnya kalah oleh Monaco di semifinal). Kemudian semuanya mengalir begitu saja, saya mempelajari sejarah chelsea, berusaha untuk hafal semua nama-nama pemainnya. Semua itu saya lakukan dengan sukarela tentu saja. Tanpa saya sadari, saya menjadi fanatik dengan klub di London Barat yang bernama Chelsea Football Club.

Kemudian datang final Liga Champions 2008. Sebagai fans Chelsea, kita semua tentu saja bermimpi untuk meraih trofi paling bergengsi untuk klub di Eropa ini. Sayangnya,  sang kapten terpleset di adu penalti dan membuat Chelsea harus merelakan trofi itu ke tangan Manchester United.

Saya bukannya mau mengingat kenangan terburuk saya sebagai fans Chelsea. Ya, saya akui saya menangis ketika John Terry gagal melakukan tendangan penalti dan rasa sakit itu sepertinya tidak hilang dalam sepekan. Tapi setelah itu saya sadari, kejadian itu membawa hikmah bagi saya. Kalau dipikir-pikir saya menangis dan menyesali kekalahan Chelsea karena saya begitu mencintai Chelsea. Saat itu saya sadar kalau Chelsea sudah menjadi bagian dari hidup saya (hingga sekarang) saat itu juga saya sadar cinta saya terhadap Chelsea mungkin sudah melewati batas wajar hahaha.

Keluarga saya saat itu menganggap kesukaan saya untuk Chelsea akan hilang begitu saja, tapi mereka salah, setiap tahun saya malah semakin mencintai Chelsea. Awalnya mungkin mereka agak risih karena saya justru menyukai hobi para pria, tapi akhirnya mereka sadar kalau saya betul-betul mencintai Chelsea. Saya memiliki banyak teman karena Chelsea. Saya bahkan mengenal beberapa fans Chelsea yang berasal dari negara dan benua lain. Mereka berasal dari USA, Australia, Vietnam, Thailand dan juga Polandia. Saya juga harus berterima kasih kepada CFC. Berkat mereka saya mendapatkan pekerjaan, berkat mereka saya mengetahui bakat terpendam saya!! (Dulu saya tidak pernah berpikir untuk menjadi penulis berita sepakbola/olahraga).

Sebutkan Dream Team Chelsea versimu Nadia!

Cech, Ivanovic, Terry, Leboeuf, Cole, Makalele, Robben, Mata, Ballack, Lampard, Drogba.

Momen apa yang paling berkesan selama menjadi fans Chelsea?

Ada dua, yang pertama, menyaksikan sejarah 19 Mei 2012 (atau 20 Mei 2012 waktu Indonesia). Chelsea untuk pertama kalinya meraih trofi Liga Champions. Sampai sekarang saya masih suka melihat video pertandingan Chelsea vs Bayern Munich (tapi hanya bagian adu penalti). Yang kedua, tentu saja menonton pertandingan Chelsea langsung di Stamford Bridge. 


Semakin banyak gadis remaja dan wanita dewasa yang mencintai sepakbola. Sebagai salah satu dari mereka, bagaimana pendapatmu melihat hal ini?

Bagus sekali dan rasanya tidak aneh melihat perempuan menyukai sepakbola, berbeda saat saya pertama kali menyukai sepakbola (catat: bukan Chelsea tapi sepakbola). Saya masih takut untuk jujur ke teman-teman pria saya karena mungkin mereka akan menganggap saya aneh karena saya justru menyukai sepakbola. Tapi lama-kelamaan saya mulai terbuka dengan mereka, dan tanggapan mereka justru positif.  Bahkan mereka yang awalnya menganggap saya mencintai sepakbola karena para pemain tampan, kemudian mulai berani mengajak saya untuk berbincang soal sepakbola.

Siapa pemain paling tampan di skuad Chelsea selama kamu menjadi suporter klub ini?

Kedengarannya bias, tapi bagi saya tentu saja John George Terry. (FYI, Nadia adalah fans dari kapten Chelsea tersebut)


Nah, kita sudah mendengar pengakuan Nadia mengenai rasa cinta-nya kepada Chelsea FC, hingga membuatnya berani datang ke London untuk menyaksikan pertandingan Chelsea di Stamford Bridge. Selanjutnya, kita akan mengetahui pengalaman menarik seorang kawan saya dari kota Semarang yang menyaksikan Chelsea bertanding di ajang FIFA Club World Cup! Tunggu saja!


Up The Chels!

READ MORE - Fans Chelsea dari Indonesia Mengelilingi Dunia (Part I)

20 Juni, 2013

Semangat Biru Chelsea di Tanah Jogjakarta



They are so blue!

Saat Chelsea memutuskan akan datang ke Indonesia untuk pertama kali, antusiasme fans Chelsea di seluruh negeri begitu tinggi. Menyaksikan tim kesayangan mereka secara langsung dalam sebuah program pre-season adalah hal yang luar biasa mengingat nyaris seluruh fans di Indonesia hanya bisa menikmati pertandingan The Blues via televisi.

Sama seperti di Inggris, di Indonesia, sepakbola juga menjadi olahraga yang sangat diminati untuk ditonton. Banyak klub lokal di negeri ini dengan basis suporter yang fanatik, bahkan sangat fanatik. Tapi, yang menarik adalah fakta bahwa kecintaan mereka terhadap sepakbola menembus ruang, waktu dan rivalitas lokal. Para pecinta sepakbola di Indonesia juga sangat antusias mengikuti perkembangan klub-klub besar Eropa dan memiliki tim favorit. Sehingga, mereka membentuk komunitas fans klub untuk klub Eropa kesayangan mereka. Ini sangat unik, karena banyak di antara mereka yang biasanya memiliki 'pertengakaran kecil' karena berasal dari basis suporter klub lokal yang berbeda, justru bersatu dan tertawa bersama saat mendukung dan menyanyikan chants klub kesayangan mereka.

Hal yang sama juga terjadi dengan dengan sebagian suporter Chelsea di Indonesia. Chelsea telah memiliki komunitas suporter resmi yang berdiri sejak 2003 di negara ini. Chelsea Indonesia Supporters Club atau CISC kini telah berkembang begitu besar dan mempunyai kurang-lebih 50 cabang atau regional di seluruh Indonesia dan bisa dipastikan akan terus bertambah.

Salah satu dari regional tersebut adalah CISC Regional Jogjakarta. Saya mengenal banyak sosok di komunitas ini dan mengetahui bagaimana antusiasme mereka dalam memberikan dukungan untuk Chelsea saat tanggal 25 Juli bertanding di Stadion GBK.

Jadi, untuk menyambut kedatangan Chelsea ke Indonesia pada 25 Juli, saya akan 'mengintai' persiapan mereka menuju Jakarta serta merepresentasikan antusiasme fans Chelsea di sebuah kota yang pernah menjadi ibukota Republik Indonesia melalui koordinator Wilayah mereka, Santoso Bayu Putranto. Here we come!


1. Jadi apakah saat Chelsea ke Jakarta, Indonesia, pada tanggal 25 Juli nanti, akan menjadi pengalaman pertama anda menyaksikan tim ini secara langsung? Bagaimana perasaan anda?

"Kebetulan ini kali kedua saya menonton Chelsea, yang pertama saat Chelsea Tur ke Malaysia 2011. Tentu perasaan saya sangat senang, karena kalau sebelum-nya di luar negeri, sekarang di negeri saya. Saat di Malaysia, saya dan rombongan hanya berjumlah sepuluh orang, walaupun di Kuala Lumpur bertemu teman-teman dari regional lain, tapi skalanya sekarang berbeda, kami dari Jogjakarta memerlukan dua bis rombongan ke Jakarta."

2. Ini pertama kalinya Chelsea ke Indonesia. Menurut anda sebagai fans, apa yang bisa dijadikan alasan terbaik untuk Chelsea datang kemari?

"Fans! Karena sepengetahuan saya, basis fans Chelsea di Indonesia sangat banyak, bisa dilihat dari berbagai akun twitter fanbase Chelsea yang muncul, rata-rata punya ribuan followers, terutama setelah Chelsea juara UCL. Euforia fans Chelsea di Indonesia juga luar biasa, Malaysia dan Thailand saya kira masih jauh dari segi kuantitas" (bisa dicek follower dari CFC Thai :p )

3. Bagaimana antusiasme teman-teman anda dalam menyambut tur Asia Chelsea?

"Antusiame teman-teman luar biasa, bahkan saat Chelsea mengumumkan akan Tur ke Indonesia, banyak yang segera bertanya tentang bagaimana membeli tiket, apakah CISC Jogjakarta akan mengadakan tur dan lain-lain. Untuk tanggal 25 Juli, rombongan Jogja berjumlah sekitar 100 orang. Masing-masing suporter sudah memiliki "amunisi" masing-masing, seperti mempersiapkan banner, kaos, spanduk dan sebagainya."

4. Rombongan dari Jogjakarta berangkat menggunakan bis dan itu akan menghabiskan waktu yang sangat panjang dan sebagian besar dari mereka sedang berpuasa. Kalian pasti sangat tertarik untuk datang ke Jakarta, bukan begitu?

"Ya sangat tertarik, berpuasa bukan halangan bagi kami untuk berangkat ke Jakarta, karena ini kesempatan luar biasa yang sayang untuk dilewatkan. Apalah artinya 8 jam perjalanan plus puasa dibandingkan kenikmatan menonton Chelsea secara langsung dan menyanyikan chants bersama fans Chelsea seluruh Indonesia."

5. Kalian adalah bagian dari keluarga besar CISC, suporter resmi Chelsea di Indonesia. Secara khusus, kapan fans Chelsea di regional Jogja mulai berkumpul menjadi sebuah komunitas yang besar sampai sekarang?

"Regional Jogjakarta resmi berdiri pada tanggal 17 Januari 2009, atau sudah 4 tahun berdiri. Namun, fans Chelsea di Jogja sebenernya sudah mulai berkumpul jauh sebelum 2009. Saat itu fans Chelsea di Jogjakarta masih sedikit, bahkan suatu ketika pernah mengadakan nonton bersama dengan JCI ( fans resmi Juventus), jumlah fans Chelsea bisa dihitung jari, sementara fans Juventus ratusan. Tapi, teman-teman founder komunitas ini tak patah semangat, mereka punya jurus untuk memperkenalkan bahwa di Jogjakarta ada komunitas untuk penggemar Chelsea, yaitu dengan cara berpindah venue nonton bersama, dari satu tempat ke tempat yang lain. Cara tersebut cukup efektif sehingga pada 17 Januari 2009 CISC Regional Jogjakarta resmi berdiri."

6. Bisa anda sebutkan berapa persisnya jumlah member resmi dari fans Chelsea yang menjadi member CISC di regional Jogjakarta ini?

"Dari data yang kami punya, member resmi yang bergabung dengan CISC Jogja ada 258 orang. Ini data dari sejak resmi berdiri 2009 hingga saat ini. Untuk yang belum bergabung sebagai member resmi tentu jumlahnya lebih banyak lagi. Sebagai contoh untuk akun twitter CISC Jogja saat ini followersnya sudah melewati angka 5000."

7. Kalian pasti mengadakan acara nonton bersama saat Chelsea bermain. Dimana biasanya kalian berkumpul?

"Untuk musim lalu (2012/2013) kami memakai Grissee Cafe sebagai venue untuk mengadakan Nonton Bareng (Nonton Bersama). Untuk musim depan, kami masih memakai Grissee, namun tidak menutup kemungkinan bisa berpindah ke tempat yang lain."

8. Pertandingan Chelsea yang manakah yang paling banyak menarik minat fans Chelsea di Jogjakarta untuk berkumpul menjadi satu dalam sebuah even nonton bersama?

"Ini jelas, pertandingan final UCL (2012) B.Muenchen vs Chelsea, saat itu kami bahkan memasang dua proyektor dan mendirikan tenda di tempat parkir Grissee Cafe, sekitar 500 orang hadir dalam acara tersebut."

Suasana menonton final Liga Champions 2012 yang digelar oleh CISC Jogja

9. Apa yang biasanya kalian lakukan untuk membuat fans Chelsea lebih berminat untuk bergabung dengan kalian?

"Biasanya kami mengadakan kegiatan-kegiatan selain kegiatan rutin (nonbar/futsal/etc) seperti gathering regional, kegiatan sosial, buka puasa bersama dan juga kegiatan-kegiatan yang bersifat refreshing seperti piknik, memancing dan sebagainya. Kami juga membuat berbagai macam merchandise official regional untuk menarik teman-teman bergabung dengan kami."

10. Menurut anda kenapa perkembangan jumlah suporter Chelsea begitu melesat dalam beberapa tahun terakhir?

"Menurut saya faktor-nya adalah JUARA LIGA CHAMPIONS, dengan gelar tersebut maka bisa saya katakan Chelsea sudah menjadikan diri sebagai salah satu tim elit di Eropa. Sejak diambil alih oleh Roman Abramovich, Chelsea mulai berevolusi dari klub "medioker" menjadi klub elit di Eropa dan dunia. Mulai dari gelar Liga, Piala Liga, Piala FA, Community Shield, Piala Winners sudah dikoleksi, hanya tinggal satu trofi untuk mengukuhkan predikat tersebut yaitu Piala Champions. Dan musim lalu Chelsea meraih trofi Liga Europa dan melengkapi satu set piala di kompetisi eropa yaitu Piala Winner, UCL dan Europa League."


Ekspresi fans Chelsea di Jogjakarta

11. Jose Mourinho memiliki popularitas yang luar biasa di mata fans Chelsea di Inggris. Apakah dalam pandangan anda, Mourinho juga mempengaruhi fans di Indonesia?

"Ya sangat mempengaruhi, karena Mourinho adalah manajer yang meletakkan fondasi dasar di Chelsea untuk menjadi tim elit di Eropa. Terutama mentalitas dalam bermain dan meraih trofi. Hingga saat ini pemain-pemain yang menjadi tulang punggung Chelsea di era Mourinho jilid I masih aktif bermain dan menjadi andalan hingga saat ini. Dari faktor-faktor tersebut saya pribadi berpendapat sebagian besar fans Chelsea pasti mencintai Mourinho, ditambah dengan kembalinya Mourinho di musim depan."

12. Bagi anda pribadi, siapa sosok pemain yang paling mempengaruhi anda sebagai suporter Chelsea? Kenapa?

"Bagi saya adalah Gianluca Vialli, karena pertama saya menonton pertandingan Chelsea saat Vialli menjadi Player-Manager di akhir 90an. Sangat membekas di ingatan ketika Vialli di babak pertama masih mengatur tim di pinggir lapangan seperti manajer-manajer lain, namun di babak kedua dia mulai pemanasan dan mencopot training suit-nya utk kemudian masuk ke lapangan."

13. Anda mengoleksi merchandise dan jersey Chelsea tentunya. Berapa banyak jumlahnya dan menurut anda, mana di antara merchandise itu yang paling berharga (kenapa)?

"Saya mempunyai beberapa koleksi Jersey Chelsea dari musim-musim yang lalu, tentunya jersey original :p . Dari sekian banyak jersey yg saya punya tentu jersey centenary atau season 2005/2006 yg paling berharga, selain nilai historisnya yg tinggi, desainnya pun bagus sekali. dan sampai sekarang jersey centenary diburu oleh para kolektor. Dan baru-baru ini saya mendapat kiriman dari teman di London yaitu kalender official Chelsea tahun 2013."

14. Bagaimana dengan rekan-rekan anda yang lain? Jersey dengan nama punggung pemain mana yang paling banyak diincar fans Chelsea di Jogjakarta?

"Untuk teman-teman yang lain banyak yang memakai nameset Lampard. Nama Drogba juga banyak dipakai teman-teman di Jogjakarta."

15. Menurut anda siapa pemain terbaik Chelsea musim 2012-13?

"Bagi saya secara pribadi pemain terbaik musim lalu adalah Eden Hazard, gaya bermain dan determinasi-nya memberikan warna baru bagi Chelsea."

16. Sejak kapan anda mencintai Chelsea?

"Saya termasuk rombongan Glory Hunter :P.  Saya mulai cinta Chelsea saat Abramovich membeli Chelsea tahun 2003, untuk mulai berkomunitas dengan CISC Jogja sekitar pertengahan 2009."

17. Anda adalah fans yang berada sangat jauh dari Chelsea. Bagaimana anda merasa terhubung dengan The Blues? Apakah klub ini memberikan inspirasi atau mempengaruhi anda sebagai seorang suporter sepakbola?

"Ya sebagai fans Chelsea di luar negeri tentu ada sedikit perasaan berbeda dengan fans-fans lokal di London sana. Mereka setiap akhir pekan bisa datang ke Stamford Bridge untuk menonton langsung, kami hanya bisa menonton lewat televisi . Namun itu tidak menurunkan semangat kami, terutama bagi saya Chelsea adalah sebuah passion. Berkat Chelsea saya bisa punya banyak teman, bergembira bersama, bersedih bersama, dan yang lebih penting menjadikan kehidupan saya lebih berwarna, tidak hanya kerja lalu pulang ke rumah, kerja pulang dan seterusnya."

18. Suporter memiliki banyak chants sebagai bentuk dukungan. Mana yang menjadi favorit anda dan kenapa?

"Untuk chant favorite saya adalah Zigger Zagger. Saat saya awal-awal bergabung dengan CISCJogja, saat itu ada peraturan tidak tertulis bahwa chant zigger zagger baru dikeluarkan jika Chelsea membuat gol yang memastikan kemenangan ada di pihak Chelsea, misalnya 2-0, 3-0 dst. Hal itu membuat chant zigger zagger selalu disuarakan dengan sangat lantang dan semangat, membuat suasana nonton bareng menjadi hidup."


19. Saya tahu anda dan rekan-rekan Jogjakarta sedang mempersiapkan kejutan khusus untuk skuad Chelsea di Jakarta nanti. Tolong ceritakan sedikit untuk membuat mereka semakin tertarik datang kemari!

"Ya itu jelas, karena ini kesempatan langka bisa melihat pemain Chelsea datang bertanding secara langsung. Sebisa mungkin kami ingin menunjukkan semangat dan "passion" kami kepada pemain dan manajemen sehingga tidak menyesal datang ke Indonesia dan akan kembali dalam waktu dekat."



Nah, CISC Jogkarta sudah melakukan sebuah persiapan yang besar dan begitu antusias untuk menyambut John Terry cs. Bagaimana dengan kalian, suporter Chelsea di luar sana?!


NB: Jogjakarta adalah ibukota Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta, yang terletak di Pulau Jawa, Indonesia


READ MORE - Semangat Biru Chelsea di Tanah Jogjakarta

The Blue Flag: Ekspresikan Dukungan-mu Untuk Chelsea Selama Tur Pra-Musim 2013!


 


Chelsea FC memberikan kesempatan unik untuk seluruh suporter mereka di dunia. Untuk kalian yang ingin menunjukkan jati diri kalian sebagai fans Chelsea dan menunjukkan dukungan-mu, kalian bisa menambahkan foto kalian ke Blue Flag (Bendera Raksasa Chelsea)!

Dalam perjalanan Chelsea di Tur Pra-Musim 2013 di Asia dan Amerika Serikat, The Blue Flag juga akan mengikuti langkah skuad Jose Mourinho dalam kegiatan tersebut.

Jadi, apakah kalian ingin foto-mu terpasang di The Blue Flag dan menjadi bagian dari perjalanan skuad Chelsea untuk menjalani Tur Pra Musim 2013? Silahkan klik link di bawah ini, ikuti langkah yang diberikan dan temukan foto-mu di antara fans-fans Chelsea di seluruh dunia dalam The Blue Flag!


www.chelseafc.com/blueflag

READ MORE - The Blue Flag: Ekspresikan Dukungan-mu Untuk Chelsea Selama Tur Pra-Musim 2013!

06 Juni, 2013

Thibaut Courtois: Di Antara Ambisi dan Profesionalisme

Tak bisa disangkal jika Chelsea menjadi salah satu klub yang paling ramai diberitakan dalam dunia transfer pemain semenjak desas-desus (dan akhirnya menjadi kenyataan) kembalinya Jose Mourinho. Beberapa nama yang paling sering dibahas media dalam beberapa hari terakhir adalah nama David Luiz, Ramires, Juan Mata, (bahkan) John Terry, Brana Ivanovic serta THIBAUT COURTOIS.

Saya capslock nama terakhir karena ‘konflik’ seputar dirinya yang saya anggap paling menarik.

Jadi, jika dilihat dari segi kepemilikan pemain di posisi goalkeeper, Chelsea mungkin bisa dikatakan salah satu yang paling beruntung di dunia ini selain Timnas Jerman yang memiliki lebih dari satu kiper handal. Courtois sejatinya adalah pemain Chelsea dengan status pinjaman di Atletico Madrid. Di tahun 2011 dia menandatangani kontrak selama lima tahun dengan Chelsea dan dalam dua musim terakhir bermain untuk Atletico Madrid.

Performa Courtois sangat mengejutkan karena konsistensi yang ditunjukkannya. Akhir musim 2012-13, Thibaut Courtois menerima penghargaan Zamora Trophy, sebuah penghargaan yang diberikan karena kelihaiannya di bawah mistar gawang membuat timnya menjadi yang paling sedikit kebobolan di ajang La Liga dengan hanya kebobolan 27 gol. Menurut saya, Atletico Madrid sangat beruntung ‘menemukan’kiper jempolan untuk menggantikan kiper mereka sebelumnya yang kini menjadi pilihan utama di Old Trafford.

Usianya masih 21 tahun dan yang jelas karirnya (dengan posisi sebagai kiper) masih sangat, sangat panjang. Tapi, kegemilangan performanya membuat dia berada dalam sebuah posisi dilema.

Hasratnya sebagai seorang atlet mendorongnya untuk terus ingin bermain secara reguler di bawah mistar Atletico Madrid, yang mana akan membuat kemampuannya tetap terasah dan siap membela generasi emas Timnas Belgia jika lolos ke Piala Dunia tahun depan. Di sisi lain, profesionalisme akan membuatnya mau tak mau harus rela jika Chelsea memutuskan untuk menggunakan jasanya.

Masalahnya, Chelsea masih memiliki Petr Cech. Salah satu kiper terbaik di Eropa dan dunia saat ini. Tak bisa disangkal. Usia Petr Cech ‘masih’ 31 tahun. Ya, dalam ukuran kiper kita semua tahu, usia tidak menjadi sebuah masalah yang sangat besar seperti pemain di posisi lain. Gianluigi Buffon, Edwin van Der Sar atau bahkan kiper yang hanya bermain di klub-klub medioker seperti Brad Friedel, sudah membuktikan hal tersebut. Artinya, sangat mungkin sekali Petr Cech masih akan menjadi pilihan utama The Blues saat usianya nanti 36-37 tahun jika dia bisa mempertahankan performanya dan kemudian Chelsea memutuskan untuk terus mempertahankannya. Itu masih lama sekali…..

Masihkah Chelsea perlu memaksakan niat mereka untuk memboyong Courtois sekarang dan kemungkinan terbesarnya hanya akan membuatnya menjadi pelapis Petr Cech? Bermain di kompetisi-kompetisi ‘minor’ ala Piala FA atau Piala Liga Inggris? Sementara jika dia tetap di Atletico Madrid, musim depan setidaknya dia akan dua kali berhadapan dengan kekuatan super dahsyat duet Neymar dan Lionel Messi dan bisa bermain di Liga Champions sebagai kiper utama?

Fans Chelsea (sebagian besar) berkata bahwa Chelsea membutuhkan pelapis yang bagus untuk posisi kiper. Well, saya bisa katakan pelapis yang bagus tidak sama dengan kelas permainan Thibaut Courtois dalam dua musim terakhir. In my opinion, Courtois is not just good, he is one of the best goalkeeper in the world right now. Mubazir rasanya jika harus menyia-nyiakan bakat Courtois di bangku cadangan, menyakitkan untuk mereka yang tidak hanya mencintai Chelsea, tapi juga benar-benar mencintai sepakbola.

Belajar juga dari pengalaman Man. United di musim 2011-12, saat Anders Lindegaard ternyata bisa menggusur kepercayaan Sir Alex terhadap David De Gea. Permasalahan rapuhnya pertahanan United di musim itu bukan hanya badai cedera yang menimpa beknya, tapi juga karena mereka memiliki dua matahari di bawah mistar gawang mereka dan dampaknya adalah sering terjadi miss komunikasi dengan para bek, karena mereka semua tidak rutin bermain bersama.

Kiper adalah posisi yang sangat krusial. Pendek kata, in my opinion, tim sepakbola idealnya tidak bisa memaksakan rotasi di posisi ini. Kiper utama itu cuma satu, bukan sepasang bek tengah, bukan bek kanan yang masih bisa digeser ke kiri. Bukan pula gelandang serang yang bisa difungsikan sebagai jangkar atau deep lying playmaker atau striker yang bisa jadi penyerang lubang. Kepercayaan terhadap kiper utama harus mutlak untuk satu orang, bukan untuk dua pemain yang sama bagusnya.

Saya bisa memahami jika Courtois dengan terbuka meminta agar Chelsea tetap membiarkannya di Atletico Madrid.

“I think I will have to play for another English team for a year or two before I join Chelsea. I’m quite happy with my performances for Atlético. But given Petr Čech is one of the best keepers in the world, I think I will have to stay put.” (Thibaut Courtois)

Dia tak hanya berbicara soal keinginannya, dia juga meletakkan rasa hormat yang besar untuk Petr Cech dengan mengakuinya sebagai kiper kelas dunia. Secara tidak langsung hal itu bisa saja menyiratkan ia tak ingin membuang waktu di bangku cadangan Chelsea sambil menunggu performa Petr Cech merosot atau terkena cedera. Dia tak mau berharap yang terburuk untuk rekan satu timnya dan tim induknya. Dia tak tergoda dengan nama besar Chelsea dan bersedia untuk bertahan di klub yang tidak terlalu populer seperti Atletico Madrid. Dia juga bukannya berkata bahwa dia menolak untuk membela Chelsea, dia hanya merasa bahwa dirinya harus menunggu saat yang tepat. Itu adalah gabungan dari ambisi murni dan etika profesionalisme yang luhur, in my opinion.

Jadi, saya akan meletakkan segala empati saya untuk apapun yang diinginkan Thibaut Courtois saat ini, bertahan di Atletico Madrid dan untuk sejenak (atau entah sampai kapan), menunda mimpinya menjadi kiper utama Chelsea. Karena, seorang pemain (seharusnya) tak hanya menjadi seonggok daging mahal.


Up The Chels!
READ MORE - Thibaut Courtois: Di Antara Ambisi dan Profesionalisme