02 Mei, 2013

Rafael Benitez Masih Punya Kelebihan

Di awal musim ini, Chelsea memiliki setidaknya tujuh trofi untuk mereka raih. Status juara bertahan Liga Champions dan Piala FA membuat mereka memiliki tiga agenda 'otomatis' yang harus mereka jalani. Tiga agenda tersebut adalah Community Shield, Super Eropa dan Piala Dunia Antar Klub

Tapi apa yang terjadi dari Agustus 2012 hingga hari ini, mungkin tidak pernah dibayangkan fans Chelsea sebelumnya.

Jadi, apa yang menjadi faktor kegagalan Chelsea musim ini? Saya sudah membahas perjalanan Chelsea selama separuh musim pertama dalam artikel "Roberto Di Matteo, Yang Tak Diinginkan, Yang Tak Seharusnya Bertahan". Disana terurai jelas bahwa Di Matteo memiliki andil dalam kegagalan Chelsea di Liga Champions dan mengawali kejatuhan klub di Liga Inggris. Berikutnya, jika harus disinkronkan dengan ambisi klub yang ingin meraih gelar bergengsi tiap musimnya, Chelsea sesungguhnya berada dalam fase hibernasi untuk meraih target rutinnya tersebut. Perjalanan kompetisi yang padat, bermain dengan sistem permainan yang agak baru, musim ini sesungguhnya adalah sebuah jembatan transformasi Chelsea yang sesunguhnya. Chelsea belum pernah menjalani fase ini di era Roman Abramovich. Jika ada dalam satu musim dimana Chelsea tidak meraih satu gelar pun di eranya, maka itu bukan berarti Chelsea berada dalam transformasi seperti yang dialami United dari periode 2004-2007, tapi karena secara teknis Chelsea memang kalah bersaing dan kurang beruntung (musim 2003-2004, 2007-08 dan 2010-11).

Ya, Chelsea masih berpeluang menutup musim dengan manis jika berhasil meraih gelar Europa League, tapi bukan berarti Rafael Benitez bisa dikatakan sukses jika dia akhirnya mampu membawa Chelsea meraih gelar yang belum pernah diraih The Blues tersebut. Oh ya, sekalipun dengan tiket Liga Champions, pastinya.

Akan sangat mudah bagi saya mengumbar kelemahan Rafael Benitez dengan catatan kegagalan Chelsea di tiga kompetisi selama dibawahinya (Piala Dunia Antar Klub, Piala Liga Inggris, Piala FA). Tapi, saya tak hanya ingin mengumbar kelemahan Benitez dari pandangan orang awam sepakbola seperti saya. Ya, saya awam sepakbola. Saya adalah fans yang mengutarakan pandangannya dengan tanpa sadar bahwa sudah melibatkan subyektifitasnya, dan menilai berdasarkan apa yang terjadi sejauh mata penglihatan saya. Padahal sepakbola di atas lapangan itu hanya 10 persen dari sepakbola itu sendiri. Jadi, apapun yang saya katakan berikutnya adalah kebenaran milik saya sendiri dan bukan kebenaran milik orang lain yang juga mencintai sepakbola.

Jadi, apa kelebihan (lebih baik membahas kelebihan, kalau kekurangan, sepertinya terlalu mainstream :P ) seorang Rafael Benitez? (menurut saya)


 #1. Membuat pemainnya memahami keputusannya untuk melakukan rotasi di hampir setiap pertandingan

Well, kalau diamati, Chelsea sekarang punya dua tim dengan kekuatan yang tidak jauh berbeda. Tim pertama adalah saat The Blues diperkuat pemain seperti Juan Mata, Eden Hazard, Ramires dalam satu laga. Tim kedua, hanya ada salah satu di antara Mata atau Hazard yang bermain atau bahkan tidak keduanya, tapi mendapat suntikan dari pemain-pemain berpengalaman seperti Frank Lampard dan John Terry.

Sudah tercatat di musim lalu, bagaimana kejatuhan rezim Andre Villas-Boas diawali dengan sikapnya yang arogan dalam menerapkan rotasi tim. Fans Chelsea tahu benar saat Lampard mempublikasikan bahwa dirinya tidak pernah diajak bicara oleh sang manajer mengenai alasan dirinya dibangkucadangkan. Ucapan Lampard inilah yang akhirnya menjadi senjata berkembang biak yang membunuh karir AVB di Stamford Bridge. Keengganan AVB untuk berkomunikasi dengan pemainnya membuat banyak anggota tim tidak simpati kepadanya.

AVB mungkin juga tidak sadar bahwa apa yang dilakukannya kepada Alex dan Nicolas Anelka bisa menimbulkan rasa sakit hati pada rekan setim mereka saat itu. Saat anda meraih suatu kesuksesan bersama dan bermain bersama cukup lama, solidaritas antar pemain akan sangat kuat. Saat Nicolas Anelka dan Alex dihukum hingga bahkan tak boleh parkir di tempat tim utama, bisa diyakini berapa banyak anggota tim yang bersimpati dengan nasib malang rekannya dan mengumpat AVB dalam hati.

Tapi, Rafael Benitez, dengan sejumlah pengalamannya bisa menghindarkan diri dari perlawanan para pemain (terutama pemain senior) Chelsea. Pernahkah kita mendengar pemain senior seperti John Terry dan Frank Lampard memprotes kebijakan rotasi dari manajer yang (mungkin) paling dibenci oleh fansnya sendiri? Simple saja, Benitez melakukan apa yang dulu tidak dilakukan AVB. Benitez tidak memperluas masalah yang didapatkannya dari sikap suporter Chelsea kepadanya dengan mendapat dukungan dari anak buahnya dalam kebijakan teknis.


#2. Rotasi ala Benitez membawa dampak negatif sekarang, tapi tidak untuk musim depan

Dan, berapa banyak fans Chelsea yang mengomel melihat pelatih Spanyol ini melakukan rotasi hampir di setiap pertandingan? Banyak, banyak, banyak sekali. LOL

Tapi, saya melihat apa yang terjadi pada Man. United musim lalu dan musim ini. Musim lalu, sejumlah bek United silih berganti cedera dan membuat seorang Michael Carrick beberapa kali menjadi seorang bek tengah. Tak hanya bek, Ashley Young, Fletcher, yang notabene seorang gelandang juga terpuruk karena cedera (dan sakit). Ya, Fergie mungkin menerapkan rotasi yang sifatnya kecelakaan atau tidak disengaja, tapi tetap saja Fergie harus memutar otak untuk menentukan starting line upnya di setiap match. Dan buahnya dia petik musim ini.

Rotasi memupuk pengalaman bermain bersama. Kita sudah bisa melihat bahwa United jauh lebih siap menghadapi beberapa skenario buruk musim ini. Cederanya Kagawa, inkonsisten performa Wayne Rooney, Luis Nani, Anderson dan Valencia, kebugaran duet Vidic dan Ferdinand dalam satu match, semuanya bisa diantisipasi karena ada pemain lain yang sudah memiliki pengalaman bermain dengan rekan satu timnya di musim sebelumnya. Tak lagi demam panggung ala David De Gea, Phil Jones atau yang lain. (Walaupun kedatangan RvP juga membawa dampak yang sangat besar, tapi kita juga melihat hal itu pada diri Eden Hazard musim ini, bukan dari hasil yang diraih Chelsea musim ini, tapi transformasi permainan).

Apa yang terjadi pada United, bisa saja terjadi pada Chelsea. Apalagi Chelsea bermain dalam begitu banyak kompetisi yang membuka peluang Benitez melakukan rotasi dan membuat para pemain mendapatkan kesempatan untuk bermain dengan rekan setimnya dalam sebuah kompetisi nyata dan bukan sesi latihan di Cobham. Kedatangan Demba Ba di pertengahan musim, langsung dimanfaatkan untuk menutupi inkonsistensi Torres. Azpilicueta dan Victor Moses juga terlihat lebih berguna semenjak kedatangan Benitez.

Seperti yang saya katakan di alasan nomor dua ini, dampaknya, dilihat dari hasil di atas lapangan, mungkin belum akan terlihat saat ini. Tapi, musim depan Chelsea bisa kembali dengan materi kekuatan yang tak jauh berbeda, namun memiliki kesiapan mental dan teknis yang lebih baik.


#3. Tranformasi David Luiz dari bek menjadi gelandang

Jika harus menilai di bagian lini mana Chelsea paling bermasalah, saya akan menjawabnya di lini tengah, terutama bagian Center Midfielder. Lampard yang sempat cedera di awal musim membuat Chelsea hanya bisa bergantung pada Mikel dan Ramires. Saat Lampard kembali dari cedera, sebulan kemudian Mikel harus membela Nigeria di Piala Afrika, dan kepergiannya cukup lama karena Nigeria berakhir sebagai juara.

Saat ketiganya bisa kembali utuh di bulan Februari, Benitez harus berpikir keras karena dia tahu Lampard sudah berumur 34 tahun dan memiliki cedera paha yang sifatnya berulang, Mikel kelelahan setelah Piala Afrika, dan Ramires adalah pilihan utama di antara ketiganya. Ketiga gelandang tengah ini memiliki masalah fisik karena kondisi masing-masing. Solusi yang muncul adalah 'solusi klasik'. Dikatakan klasik, meskipun tereksekusinya gagasan tersebut adalah hal yang mengejutkan, tapi ide untuk memainkan David Luiz sebagai gelandang tengah bertahan sudah menjadi isu semenjak musim lalu.

Dan, hanya Rafael Benitez yang berani mewujudkan hal itu secara utuh.

Tidak setiap laga David Luiz harus bermain sebagai gelandang bertahan, karena di posisi bek, Chelsea juga kerepotan dengan absennya John Terry di bulan November lalu. Hal itu membuat Ivanovic terkadang juga harus bergeser sebagai bek tengah dari posisi aslinya sebagai bek kanan, menemani Gary Cahill atau David Luiz. Sementara bek kanan diisi oleh Azpilicueta (sekali lagi, ini kelebihan Benitez).

Luiz terlihat menjanjikan sebagai gelandang bertahan, enerjik, lugas, bisa memotong serangan lawan dan juga rajin naik saat tim berada dalam posisi menyerang. kekurangannya hanya pada masalah disiplin. Luiz terkadang agak lupa diri bahwa dirinya hanya seorang gelandang bertahan, dan bukannya gelandang serang atau playmaker.

Jika saja, kondisi di lini pertahanan Chelsea musim ini lebih ideal, mungkin John Terry akan lebih sering berpasangan dengan Ivanovic atau Gary Cahill dan Benitez memiliki kesempatan untuk membuat Luiz lebih akrab dengan posisi sampingannya tersebut.

Sayangnya, kelebihan Benitez ini tidak bisa dia nikmati musim depan karena besar peluang kontrak kerjanya tak akan diperpanjang. Manajer Chelsea berikutnya sangat mungkin akan menuai beberapa keuntungan dari kebijakan Rafa Benitez musim ini. Jadi, adakah terima kasih untuk Fat Spanish Waitress?



#KTBFFH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar