18 Mei, 2013

Jika Jose Mourinho Kembali Bertahta di Stamford Bridge...

Fans Chelsea dalam beberapa bulan terakhir betul-betul sudah dijejali dengan kabar seputar kembalinya The Special One ke kursi manajer klub. Sebagai fans Chelsea, saya memperkirakan setidaknya 90 persen suporter merasa bahagia dengan kabar tersebut dan sepuluh persen sisanya bukannya menolak kedatangan Mourinho, tapi lebih karena mereka memiliki manajer favorit yang berbeda.

Intinya, tak ada kebencian yang muncul seiring desas-desus yang kabarnya akan menjadi kenyataan setelah gelaran La Liga usai awal Juni mendatang.

Katakan, pada akhirnya memang benar Jose Mourinho akhirnya akan kembali berlabuh ke tempat yang memberikan dia gairah luar biasa dalam sepakbola, maka rasanya seribu prediksi soal efek kedatangan Mourinho ke Chelsea dan Inggris tentu akan menjadi topik hangat untuk dibicarakan.

Mari bicara soal efek kedatangan Mourinho untuk Chelsea sendiri. Dalam sejarah klub inipun, belum pernah ada pelatih yang kembali setelah meninggalkan pekerjaan di London Barat. Sejarah kesuksesan Mourinho sebelumnya tentu menjadi sebuah penanda tertentu apa yang diharapkan dari kembali-nya ia ke ranah Inggris.

Chelsea tak dipungkiri akan menuai keuntungan dari kembalinya salah satu anak emas di dunia kepelatihan sepakbola modern. Jadi, apa sisi positif dari kedatangan Mourinho ke Chelsea?


1. Mourinho Selalu Tahu Bagaimana Meraih Sukses Jangka Pendek

Well, soal kemampuan yang satu ini rasanya tidak perlu dibahas lagi. Mourinho bisa dikatakan tidak pernah gagal membesut empat tim yang pernah dilatihnya. Sekalipun banyak orang memandang rendah pencapaiannya di Real Madrid, tapi raihan satu trofi Liga Spanyol dan satu trofi Copa del Rey serta tiga kali semifinal beruntun di Liga Champions sungguh sebuah pencapaian yang fantastis.

Sukses terbesar Mou di Real Madrid adalah trofi La Liga yang dipersembahkannya. Jika bersedia membaca kembali artikel saya di blog saya soal pemecatan Roberto Di Matteo, maka anda akan tahu kenapa saya tidak menempatkan trofi Liga Champions sebagai tolok ukur UTAMA kesuksesan seorang manajer di klub. Lagipula, siapa Real Madrid sejak 2003 di Liga Champions, sebelum kedatangan Mourinho di tahun 2010? Menyentuh perempatfinal saja mereka susah payah, cuma sekali.

Dan kenapa saya sertakan kata-kata jangka pendek? Ya, karena pemilik Chelsea terkenal sebagai orang yang tidak memiliki kesabaran tingkat tinggi untuk melihat klubnya merasakan kegagalan. Bersama Mourinho, sebuah klub bisa merasakan euforia 'sekejap mata'. Semua serba cepat dan sangat ekspresif. Itulah sebabnya, menurut kabar di media-media, Jose Mourinho 'hanya' akan ditawari kontrak selama tiga tahun (kalaupun empat tahun, seperti kabar terakhir yang beredar, maka dengan iklim Chelsea dalam 10 tahun terakhir, kita masih harus skeptis apakah Mourinho akan menyelesaikan tugasnya hingga kontrak berakhir). Jika harus membandingkan jangka waktu kontrak yang dipersiapkan Setan Merah untuk David Moyes (6 tahun), terlihat dengan jelas klub mana yang lebih siap merasakan kegagalan tanpa harus ada pergantian manajer. Chelsea hingga saat ini sepertinya tidak membangun sebuah sistem jangka panjang dalam manajerial mereka. Chelsea dan Jose Mourinho memang sangat klop!


2. Pengalaman di Sepakbola Spanyol Akan Berfungsi Untuk Menangani 'The New Chelsea'

Sejak Juan Mata bergabung dengan Chelsea di tahun 2011, jelas sekali bahwa ada transformasi permainan di atas lapangan. Mata yang difungsikan sebagai playmaker memang diboyong untuk meningkatkan flesibilitas lini tengah Chelsea yang cenderung kaku dan keras. Kemudian kedatangan Eden Hazard, Marko Marin dan Oscar dengan sangat terang menunjukkan apa yang menjadi proyeksi dewan klub soal performa di atas lapangan. Dewan klub ingin tim ini bermain lebih spektakuler, lebih indah, ya, mirip-mirip Barcelona. :P

Lalu, dengan banjir kedatangan pemain-pemain yang memiliki teknik super ini apa yang bisa dilakukan Mourinho dengan filosofi sepakbola efektif, pragmatis, asalkan bisa menang?

Jangan khawatir. Mourinho menempa ilmu tiga tahun di sepakbola Spanyol yang terkenal sebagai liga pemain teknik tinggi di dunia. Mengutip apa yang pernah ditulis @coachtimo, 'Jika ingin belajar taktik, pergilah ke Italia. Jika ingin belajar fisik, pergilah ke Inggris. Jika ingin belajar mental pergilah ke Jerman. Jika ingin belajar teknik pergilah ke Spanyol'.

Musim lalu, Mourinho sukses menerapkan sepakbola paling menyerang sepanjang kepelatihannya. Torehan gol para pemain Madrid di kompetisi domestik dan kemudian gelar La Liga dengan sejumlah torehan impresif menunjukkan jika Mourinho sebenarnya siap jika harus melakukan hal agak berbeda. Ia juga tak tampak mengalami masalah besar mengakomodasi skill Cristiano Ronaldo di atas lapangan.

Tapi, jika torehan prestasinya tak secemerlang di negara lain, salah satu faktor terbesarnya dia datang saat Barcelona sedang bagus sekali, saat Barcelona sedang menjadi tim terbaik dunia.

Kesuksesan Mourinho di Chelsea dan Inter Milan juga dipengaruhi dengan tim-tim rival yang sedang jeblok performanya. Saat melatih Chelsea, Manchester United memang tengah membangun kekuatan baru di luar 'Class of 92'. Di Inter Milan, Juventus dan AC Milan memang juga tak bisa memberikan perlawanan berarti.

Penjelasan tadi bukan sesuatu yang bersifat mengecilkan kemampuan Mourinho, tapi saya secara pribadi yakin bahwa tak ada kesuksesan sebuah klub yang tidak dipengaruhi dengan apa yang terjadi terhadap klub rival mereka.


3. Mourinho Memiliki Banyak Dukungan, Mengurangi Tekanan

Seperti yang saya tulis di atas, banyak sekali fans Chelsea yang tidak keberatan dengan kedatangan Mourinho dan bahkan cenderung mendukung 100 persen.

Yang lebih penting lagi dalam kedatangan Mourinho ke Chelsea kali ini adalah ia sudah pasti disambut dengan penuh cinta dari para pemain didikannya terdahulu yang hingga saat ini bisa saya jamin masih tetap merasa sangat berhutang budi pada Mourinho.

Petr Cech, Ashley Cole, Frank Lampard dan John Terry. Dalam sejarah kepemilikan Roman, manajer yang memiliki dukungan penuh penuh dari para pemain senior yang sangat berpengaruh itu selalu sukses di akhir musim (baca: mempersembahkan trofi).

Saat Mourinho datang, dia tak perlu lagi melakukan 'adaptasi' sosial besar-besaran. Dia tahu betul siapa pemain yang akan berpihak kepadanya dan mendukung langkahnya di Stamford Bridge. Sudah jadi watak Mourinho bekerja dengan orang-orang dipercayai-nya. Salah satu kebiasaannya adalah membawa mantan anak buah di klub sebelum-nya ke klub baru. Di Chelsea, dia dipastikan menggenggam suara empat pemain senior, sebuah bekal penting untuk meminimalisir gejolak kamar ganti Chelsea yang nyaris selalu panas semenjak kepergian The Special One di tahun 2007.


4. Kondisi Khusus yang Dialami Tim Rival

Jadi, Sir Alex Ferguson pensiun, Roberto Mancini dipecat. Dua tim teratas di Liga Inggris dalam dua musim terakhir akan mendapatkan manajer baru.

Seperti yang saya katakan sebelumnya, kesuksesan Mourinho di Chelsea di musim 2004-05 dan 2005-06, tak lepas dari menurunnya performa Man. United yang saat itu mengalami masa transisi.

Pensiunnya Sir Alex sebenarnya menjadi beban untuk tim-tim rival United karena selama ini pengaruh pria Skotlandia tersebut terhadap kesuksesan United begitu besar. Tim-tim rival Setan Merah punya beban yang lebih besar untuk membuktikan diri musim depan. Kepergian Sir Alex tentu akan memberikan pengaruh besar terhadap kekuatan United musim depan. Dewan klub Setan Merah bahkan sudah mempersiapkan diri terhadap hal tersebut. Sebuah tawaran kontrak berdurasi enam tahun disodorkan kepada David Moyes untuk membangun karirnya di Old Trafford. Ini sebuah indikasi bahwa United 'bersedia' bersabar menunggu buah kepelatihan David Moyes.

Lalu, Manchester City. Ya, mereka memang bisa menjadi juara Liga Inggris musim lalu. Namun, dengan kondisi badai cedera yang dialami Man. United, rasa-rasanya, menjadi juara hanya berdasarkan selisih gol bukanlah suatu pencapaian yang bisa dinilai sangat baik. Kerentanan tim ini masih begitu besar. Tampil konsisten hanya dalam satu musim  dan dua kali gagal di fase grup Liga Champions semenjak kedatangan Sheikh Mansour, membuat teori yang menyebutkan "Chelsea Buy Trophies With Money' tidak mutlak benar. Entah Manchester City berusaha untuk membangun klub dengan cara yang lebih elegan daripada Chelsea, atau mereka mungkin tidak memupuk ambisi secara kontinyu dari musim ke musim seperti yang dilakukan Roman Abramovich.

Arsenal, Spurs, Liverpool dan Everton. Kekuatan kuda hitam namun tak bisa terlalu diharapkan kiprah-nya. Mungkin hanya Arsenal yang mendapatkan sedikit keuntungan karena mereka memiliki manajer yang paling senior di antara tim-tim papan atas lainnya. Pada dasarnya, masalah Arsenal kurang lebih sama dengan apa yang dialami Manchester City, di kalimat terakhir paragraf sebelum ini.


5. Chelsea Musim Depan Sudah Lebih Siap

Saya pernah menyinggung dalam tulisan saya 'Rafael Benitez Masih Memiliki Kelebihan'. Dalam tulisan itu saya menyatakan bahwa sistem rotasi yang diterapkannya akan menjadi sangat berguna untuk Chelsea di musim depan.

Skuad Chelsea memang lebih besar musim ini dan kedalaman-nya juga bagus. Semua berkat rotasi yang dijalankan Benitez. Tak ada yang menyangka jika Cesar Azpilicueta bisa menjadi andalan di bek kanan, bergantian dengan Ivanovic. Kehadiran Cesar membuat Benitez tidak terlalu kebingungan saat Terry dan Cahill absen akibat cedera, karena dia bisa menggeser Ivan ke tengah dan tetap merasa aman dengan kehadiran Azpilicueta. Jika Ivan dan Azpilicueta sama-sama fit, Benitez memiliki opsi untuk mendorong David Luiz ke sektor gelandang bertahan dan membiarkan Ivan berpasangan dengan Cahill atau Terry.

Chelsea memainkan 69 partai musim ini dan rotasi ala Benitez benar-benar membuat pemain mendapatkan porsi bermain yang sesuai. Mereka sudah membangun 'chemistry' antara satu pemain dengan pemain lainnya. Mungkin hanya Marko Marin yang harus melakukan penyesuaian lagi karena faktor cedera membuat dia minim tampil untuk klubnya. Sekarang tinggal apa yang menjadi pilihan Mourinho, akankah dia mengembangkan Chelsea dengan platform yang sudah terbentuk musim ini atau melakukan perombakan dari awal untuk membentuk tim yang betul-betul sesuai keinginan-nya 'dari nol' lagi.


Anyway, saya berharap Jose Mourinho benar-benar akan kembali ke Stamford Bridge. Welcome Home, Mou!


KTBFFH.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar